Alana menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur seraya menatap langit-langit kamarnya. "Satu hari bareng dia kerasa kayak satu tahun, gue benar-benar capek banget.” Alana mengeluh seraya menghela napasnya. Alana berjalan menuju balkon. Dia memikirkan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sikap Arion semakin hari semakin aneh. Jangan-jangan Arion diam-diam menyukainya? Ah tapi itu mana mungkin. Selama ini saja Arion selalu bersikap menyebalkan dan sering kali membuatnya uring-uringan. Alana menggelengkan kepalanya mencoba mengusir Arion dari dalam pikirannya. “Astaga Kenapa gue terus mikirin dia?? Dan tiap kali mikirin dia jantung gue jadi berdebar-debar,” gumaman Alana menyentuh dadanya. Di tengah lamunannya tiba-tiba Arion membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.