Tak terasa seminggu sudah berlalu sejak lamaran romantis itu. Hubungan antara Alana dan Arion sudah semakin membaik. Seperti saat ini. Dengan penuh perhatian Alana membantu memasangkan dasinya. “Arion, kamu yakin mau masuk kerja?” tanya Alana memecahkan keheningan seraya mendongak menatap kedua mata Arion. “Apa nggak sebaiknya kamu istirahat dulu? Tangan kamu kan belum benar-benar sembuh.” Arion menundukkan kepalanya menatap mata wanita yang dicintainya. Arion tersenyum dengan sangat manis, kemudian menarik pinggan Alana ke dalam dekapannya. “Aku senang banget kamu mengkhawatirin aku tapi ... tangan aku udah baik-baik aja kok,” bisik Arion dengan nada yang teramat sangat lembut seraya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Alana yang sudah menjadi aroma favoritnya. “Lagian, aku ingin cepa