Selesai mengurus lokasi syuting, Aira kembali ke perusahaan MA. Wanita itu hendak mengambil beberapa berkas sebelum kembali ke kediamannya. Aira tinggal seorang diri di kota tersebut, sementara kedua orang tuanya tinggal di London.
Di sisi lain, Ricard sudah mendapatkan nomor telepon Aira. Pria itu sedang duduk di dalam ruangan kerjanya menopang kedua pipinya seraya menatap nomor pada ponselnya yang kini tergeletak di atas meja kerjanya. Beberapa menit lalu dia mendapatkan nomor itu dari orang suruhannya.
“Telepon? Tidak? Telepon? Tidak? Aaahhh! Memusingkan! Tapi aku harus bicara padanya supaya dia tidak mengadu pada Melisa! Ya, aku harus bicara dengannya entah apa tanggapannya nanti!” Gumam pria tersebut pada dirinya sendiri. Ricard ragu-ragu menekan tombol dial pada layar ponselnya.
