“Jadi, maksudnya aku harus menemuinya? Presdir dari perusahaan CH?” Melisa mengangkat berkas tersebut seraya mengedipkan matanya beberapa kali membuat Leebin terkekeh geli. Pria itu menarik Melisa ke atas pangkuannya. “Hem, jika kamu ingin mempertimbangkannya terlebih dahulu aku bisa menyampaikannya pada Jovan. Ah, aku hampir lupa dia bilang sudah membuat janji temu denganmu. Kapan? Besok?” Melisa memeluk erat pinggang Leebin, wanita itu bersandar nyaman seraya memejamkan kelopak matanya. “Baiklah besok aku akan menemuinya.” Menjawab ucapan Leebin tanpa membuka kelopak matanya. Satu jam kemudian, keduanya tiba di rumah. Melisa menuju ke dalam kamarnya, selesai membersihkan tubuhnya mereka berdua makan bersama. Melisa menatap Leebin yang kini duduk di kursi seberang mejanya. “Kena