Mobil mulai berjalan meninggalkan kediaman Leebin. Melisa tiba-tiba meremas lengannya. “Eh, kenapa?” Tanya Leebin seraya menoleh dengan raut wajah sedikit terkejut. “Apakah tidak apa-apa aku ikut datang ke acara ini? Acara ini tidak ada hubungannya denganku. Aku merasa..” Leebin mengukir senyum lembut seraya menatap kedua bola mata Melisa, pria itu menariknya agar duduk di atas pangkuannya. Melisa membalas tatapan matanya seraya meremas belakang tengkuk Leebin menggunakan kedua tangannya. Terlihat begitu jelas cara tatapan matanya, Melisa sangat menantikan jawaban dari bibir tipis pria tersebut. Leebin menyentuh pipinya seraya menahan pinggang Melisa. “Kenapa berpikir seperti itu? Kamu istriku Melisa. Ke manapun aku pergi, kamu berhak ikut bersamaku.” Ucapnya tanpa melepaskan senyum d