Mereka berdua tiba di rumah, Leebin membuka pintu mobil agar Melisa segera turun. Wanita itu tersenyum seraya menyambut uluran tangannya lalu melangkah masuk ke dalam rumah bersama. Leebin menggandeng tangan Melisa, pria itu tidak mau melepaskannya sama sekali hingga mereka berdua tiba di dalam kamar. “Leebin, masa sekarang?” Melisa ragu-ragu menepis pelukan pria tersebut pada pinggangnya. Sejak masuk ke dalam kamar Leebin menciumi tengkuk Melisa sambil menahan pinggang rampingnya. “Masa tahun depan, Mel?” Serunya sambil meremas perlahan kedua gundukan dalam balutan gaun wanita itu. Tubuh Melisa bergetar akibat sentuhan darinya. “Aku, aku ngantuk sekali.” Melisa masih terlihat gugup, dia merasa belum siap untuk memulai hubungan serius dengan Leebin kembali. “Apa yang kamu cemaskan k