“Arrrgghhhh! Braaakk!” Leebin menendang pintu kamar saking kesalnya. Pria itu menjatuhkan tubuhnya di tepi tempat tidurnya. Masih terngiang dengan jelas apa yang terucap dari bibir Melisa beberapa menit lalu sebelum pergi meninggalkan kamarnya. “Bagaimana mungkin dia berubah hanya dalam waktu sehari? Pasti ada sesuatu yang dia simpan! Aku tidak percaya ini! Mana mungkin dia pergi begitu saja?” Leebin mengepalkan kedua tangannya untuk menyangga keningnya. Pria itu memejamkan kedua matanya, bayangan Melisa terus melintas di dalam kepalanya. Kedua bola matanya terlihat sedih, Melisa menahan air matanya saat menyatakan semuanya. Di sisi lain.. “Antar aku ke lokasi.” Ucapnya pada Ricard. “Kamu lihat kan, apa yang terjadi dengan pria itu. Karirnya baru merangkak, tidak ada apa-apanya jika dib