Usai sarapan bersama, Derent mengantarkan Erlin pergi ke perusahaan di mana Erlin ingin bekerja. Mobil Derent berhenti tepat di depan gedung perusahaan. Derent bersiap turun untuk membukakan pintu, Erlin tiba-tiba mencekal lengannya. “Ada apa?” Tanya Derent dengan tatapan mata tidak mengerti. Derent mengusap tengkuknya sendiri, dia tidak tahu apa yang Erlin pikirkan sekarang. “Mr, yakin? Aku hanya tinggal masuk ke dalam?” Derent mengukir senyum pada bibirnya. Berikutnya pria itu mengangguk, dari sinar mata Derent Erlin bisa melihat kepastian di sana. “Aku akan keluar.” Pamitnya pada Derent. Derent meraih tengkuk Erlin lalu memberikan kecupan pada bibir wanita itu. Erlin turun dari dalam mobil lalu melambaikan tangannya. Lima detik berikutnya Erlin memutar badan, dua wanita yang meru