Sebuah Rencana.

1525 Kata

"Kamu jangan membiarkan Pak Martin kerja lah, Sela. Saya enggak enak sama beliau," ujar sang atasan dengan nada cemas. Tatapannya melayang ke arah Martin, yang tampak sibuk di meja kasir, jarinya lincah menghitung uang dan mencatat pesanan. Ada ketidaknyamanan yang terpatri di wajahnya—melihat Martin, sang pemilik kedai, terlibat dalam pekerjaan yang seharusnya tidak perlu ia lakukan. Sela hanya mendengus kecil, jengah. “Kalau begitu, usir dia, Pak. Maka aku yang akan duduk di meja kasir itu,” jawabnya dengan nada ketus, menandakan bahwa ia sudah lelah dengan situasi yang selalu berputar pada satu orang: Martin. Kali ini, Sela tampak menentang. Ada kilatan perlawanan di matanya, seakan-akan ia enggan tunduk pada bayang-bayang pria itu lagi. Sang atasan menggeleng pelan, seolah berusaha m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN