--- Sepertinya Sela merasa berbeda ketika berhadapan dengan Regan. Setiap tatapan mata lembutnya seolah menelusuri setiap luka tersembunyi yang ia sembunyikan selama ini. Regan, dengan sikapnya yang sopan dan pengertian, begitu kontras dengan Martin yang penuh kekerasan. Dia menghargai Sela sebagai perempuan, memperlakukannya dengan kelembutan yang tak pernah Sela rasakan sebelumnya. Setiap kali Regan berada di dekatnya, ada perasaan aman yang menyelimuti, sesuatu yang dulu tidak pernah ada dalam hidupnya. Malam semakin larut, namun bayang-bayang pertemuannya dengan Regan terus menghantui benaknya. Meski tubuhnya terbaring di atas kasur, pikirannya berputar liar. Guling yang ia peluk erat seolah tidak mampu menenangkan kegelisahan hatinya. Kata-kata yang diucapkan Regan tadi siang masih