Pagi itu, langit cerah menyapu cakrawala dengan gradasi biru yang lembut, seakan membingkai dunia dalam kehangatan sinar mentari. Kabut tipis masih menempel di dedaunan, dan embun pagi berkilauan seperti berlian kecil yang terpahat di atas rerumputan. Udara segar berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan harum bunga liar yang mekar di tepi jalan. Kendaraan melaju dengan ritme tersendiri, suara klakson samar-samar terdengar, namun tetap tak bisa mengalahkan ketenangan pagi yang menggantung di udara. Di tengah keindahan pagi itu, Sela dan Regan melaju di jalanan yang mulai ramai. Namun, di dalam kesunyian di antara mereka, tak ada satu pun dari keduanya yang benar-benar merasakan keindahan itu. Jantung Sela berdegup cepat, gemuruh perasaan bersalah menyelimuti hatinya setiap kali mera