Rencana Ralin,

1535 Kata

Meta tidak tahu harus pergi ke mana. Malam itu terasa begitu gelap dan sunyi, seolah seluruh dunia mengabaikan keberadaannya. Udara yang dingin menusuk kulitnya, meresap hingga ke tulang, membuatnya menggigil meski tubuhnya sudah dibalut mantel tebal. Namun, tidak ada yang bisa melindunginya dari dinginnya kenyataan yang kini harus ia hadapi. Perutnya yang mulai membesar, rasa mual yang terus datang tak kenal waktu, dan stigma yang melekat pada dirinya—semua terasa seperti beban yang semakin berat menekan setiap langkahnya. Dia berjalan perlahan, menyeret koper yang terasa jauh lebih berat dari biasanya. Setiap langkah yang diambilnya seakan menguak rasa sakit di dalam hatinya—pengkhianatan, kebohongan, dan rasa malu yang terus menghantuinya. Bayangan kosnya yang dulu menjadi tempat perli

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN