Jana Menjaga Arka, putranya Shaka.

1613 Kata

Ruangan rumah sakit terasa semakin mencekam, udara di sekitarnya dipenuhi aroma antiseptik yang menusuk hidung. Shaka duduk dengan punggung tegak, tangannya terkepal erat di atas lutut, mencoba menenangkan pikiran yang kalut. Di sekelilingnya, Aksa dan Jana menatap hampa ke lantai, seperti tenggelam dalam kesedihan yang tak berujung. Di tempat itu, tak ada percakapan—hanya hening yang menggerogoti, seolah waktu berhenti bersamaan dengan kepergian Meta. Namun, kesunyian yang pekat itu tiba-tiba dipotong oleh suara sirine yang menggema, mengguncang ruang tunggu yang sepi. Shaka mendongak, alisnya berkerut. Di luar, lampu ambulans berkedip-kedip liar, melukis kilatan-kilatan merah di dinding rumah sakit. Petugas medis berlarian, bergegas menuju ambulans yang baru saja berhenti. Dalam kekac

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN