Luna merasa bahwa hari ini lebih indah dari biasanya, hatinya melambung tinggi, tak henti-hentinya tersenyum sejak mendengar pernyataan dari Regan. Laki-laki yang selama ini hanya ada dalam mimpi dan harapannya, ternyata merasakan hal yang sama. Setiap langkahnya terasa lebih ringan, seolah dunia di sekelilingnya berwarna lebih cerah dari biasanya. Namun, kebahagiaannya tak berlangsung lama ketika tiba-tiba sosok yang tak diharapkannya muncul. Mantan kekasihnya, dengan senyum sinis yang sudah begitu ia kenal, menghampirinya di koridor sekolah. Ada sesuatu di matanya yang membuat Luna langsung merasa waspada. “Jadi, kamu benar-benar punya seorang sugar daddy sekarang?” sindir pria itu, matanya menyipit penuh ejekan. Rupanya, ia melihat Luna bersama Regan tadi. Luna menatapnya, ekspresin

