"Apa kamu mulai mau menghindari aku?" Suara Martin bergetar halus, namun penuh dengan ancaman tersembunyi, seperti angin dingin yang datang perlahan sebelum badai menghantam. Sela merasakan jantungnya berdebar lebih cepat, dan tiba-tiba saja ruang di sekelilingnya terasa semakin menyempit, seakan udara menolak untuk masuk ke dalam paru-parunya. Tatapan Martin yang biasanya lembut kini berubah tajam, penuh dengan kegelapan yang Sela tidak pernah lihat sebelumnya. Wajahnya masih menyimpan jejak ketampanan yang Sela dulu kagumi, namun kini ada sesuatu yang asing, sesuatu yang menyeramkan, seolah Martin telah melepaskan sisi dirinya yang tak pernah ia tunjukkan. "Apa maksud kamu?" tanya Sela dengan suara yang nyaris tak terdengar, suaranya tercekat di tenggorokan. Ia berusaha mempertahankan