Pilihan Sela Yang Selalu Salah.

1515 Kata

Sela menguap lelah, tubuhnya terasa remuk setelah semalaman diperlakukan dengan brutal oleh Ardan. Setiap inci tubuhnya seolah menjerit dalam kelelahan, tapi bukan hanya fisiknya yang tersiksa—jiwanya pun terasa hancur berkeping-keping. Matanya menatap kosong ke arah jendela, di mana matahari pagi menyinari dunia luar, namun tak mampu mengusir kegelapan yang menyelimuti hatinya. "Laki-laki itu harus dihancurkan," desis Sela, napasnya tersengal penuh amarah dan dendam yang mendidih. Pikirannya sudah mantap—dia tak bisa terus hidup dalam bayang-bayang Ardan. Ia harus mengambil tindakan. "Aku akan membunuhnya," bisiknya pada dirinya sendiri, dengan tekad yang mengalir deras dalam nadinya. Siang itu, ia bertemu dengan seorang teman laki-laki di gudang sekolah. Gudang tua dan berdebu itu menj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN