"Kamu mau ikut ke gala dinner?" suara Aksa terdengar lembut, namun ada ketegasan yang sulit diabaikan di balik kalimatnya. Ia mendekati Jana dari belakang, melingkarkan kedua lengannya dengan erat di pinggang ramping istrinya. Sejenak, mereka berdua terpaku pada bayangan di cermin—wajah jelita Jana yang tampak lembut dalam cahaya senja yang masuk dari jendela, sementara Aksa tersenyum, penuh cinta dan kagum, menatap sosok yang telah menjadi dunianya. Jana terkekeh ringan, "Kalau aku enggak ikut, kayanya enggak apa-apa, kan?" suaranya terdengar riang, tapi ada sedikit keraguan yang menyelinap di antara candaannya. "No! Kamu harus ikut," jawab Aksa dengan cepat, matanya menyiratkan keinginan yang lebih dalam dari sekadar hadirnya Jana di acara itu. "Aku ingin semua orang tahu kalau Miss Se