Perdebatan Hebat.

1205 Kata

Luna melangkah perlahan meninggalkan rumah yang telah menjadi saksi dari segala kegetiran masa kecilnya. Langit sore yang seolah menangis, mendung kelabu menggantung di ufuk, seiring dengan langkah ringan namun penuh tekad. Kosan kecil di ujung jalan sempit itu menjadi saksi bisu dari mimpi-mimpi yang kian berjarak, namun tak pernah mati. Ia berjanji pada dirinya sendiri, tak akan pernah meminta-minta atau bergantung pada orang lain, apalagi dengan memanfaatkan perasaan Regan. Luna punya caranya sendiri untuk bertahan di kerasnya kehidupan. Di suatu sudut kota, ia menemukan tempat yang mungkin bisa membantunya: sebuah kafe sederhana, tapi hangat. Hiruk-pikuk di dalamnya seolah menyambut langkah kakinya yang penuh keraguan. Di sanalah ia berdiri, dengan suara yang nyaris tenggelam dalam ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN