Shaka Atau Raka.

1437 Kata

Raka berdiri di depan apartemen Serena, jantungnya berdegup kencang seiring pikirannya dipenuhi oleh bayangan-bayangan gelisah. Suara Shaka di ujung telepon tadi menggema dalam benaknya, seperti nada peringatan yang halus namun tajam, menusuk relung hatinya. Dengan napas tertahan, ia menekan bel pintu, berharap Serena yang akan membukanya. Namun, ketika pintu terbuka, di hadapannya berdiri Shaka. Mata Raka terbelalak, napasnya tercekat sejenak. “Kamu di sini?” suaranya terdengar datar, namun ada badai yang tersimpan di balik kata-katanya, mencoba mengendalikan gejolak batinnya. Shaka, dengan sikap tenang yang menyebalkan, menjawab, “Aku membawakan sarapan untuk Serena.” Sederhana, namun penuh makna. Seolah setiap kata membawa pesan tersembunyi yang ingin disampaikan kepada Raka. Raka me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN