Akhirnya, mobil Shaka berhenti di depan apartemen Serena. Dengan hati-hati, Shaka mengangkat tubuh Serena yang tampak lelah dan tak berdaya, merasa kasihan pada gadis itu. Ia mengangkatnya dengan keleluasaan, seolah-olah Serena adalah permata berharga yang harus dijaga. Perlahan, ia melangkah menuju unit apartemen Serena, diikuti oleh Tery dan sopirnya yang tetap berada di belakang, menyaksikan pemandangan penuh kasih yang diperlihatkan Shaka. "Nona Serena memang sangat beruntung," gumam Tery dengan nada penuh kekaguman, sambil memperhatikan tatapan lembut dan penuh cinta yang Shaka tunjukkan kepada Serena. Dengan lembut, Shaka meletakkan Serena di atas ranjangnya. Ia memastikan gadis itu nyaman sebelum bertanya, "Apakah setiap hari kalian pulang jam segini?" Tery menggelengkan kepala.