Martin Itu Toksik.

1575 Kata

"Ngapain kamu di sini?" Sela bertanya dengan nada cemas, matanya melirik ke arah pintu, memastikan Martin belum kembali. Martin sedang masuk ke dalam untuk menemui kedua orang tuanya, dan Sela merasa waktunya terbatas. Regan, yang duduk di sofa di depannya, tampak sangat santai. Dengan senyum tipis, ia membalas, “Memangnya kenapa kalau aku ada di rumahku sendiri?” Sela hampir tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “I-ini rumah kamu?” suaranya bergetar, matanya melebar dalam keterkejutan. Regan mengangguk dengan ringan, seolah itu adalah hal yang paling biasa di dunia. “Yap, ini rumahku. Aku salah satu penghuni rumah ini.” Kata-katanya bagaikan pukulan di d**a Sela. Ia terdiam, tak tahu harus berkata apa. Hatinya berdegup kencang, mencoba memahami situasi yang tiba-ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN