Sela menatap kosong ke arah Regan, seolah otaknya berusaha mencerna setiap kata yang baru saja keluar dari mulutnya. **Komplikasi?** Kata itu berputar-putar di kepalanya, membuat dadanya terasa sesak. Segalanya tiba-tiba terasa begitu sulit dipahami, begitu jauh dari bayangan hidupnya yang normal. "Bagaimana bisa...?" gumam Sela, tangannya gemetar saat ia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri meskipun hatinya semakin bergejolak. Regan menghela napas panjang, tampak ragu untuk melanjutkan, namun ia tahu Sela berhak mengetahui kebenarannya. "Sebelum kecelakaan itu terjadi, Martin... dia mabuk, Sela." Kalimat itu menghantam Sela seperti badai. **Mabuk? Martin?** Selama ini ia selalu berpikir Martin adalah sosok yang kuat, yang mampu menahan segala beban hidup tanpa terlihat rapuh. Na

