"Aku bisa membantumu." Suara Ardan terdengar serak namun penuh ketegasan saat Sela hendak melangkah keluar dari kelas. Jam sekolah telah berlalu, namun seperti biasa, Martin belum datang menjemputnya. Di tengah keheningan senja yang mulai mengintip dari balik jendela, angin berbisik lembut, seolah meresapi ketegangan yang mulai terbangun di antara mereka. "Membantu apa?" Sela menoleh, matanya terhujam ke arah Ardan dengan pandangan bingung. Ada keraguan yang terselip di sana, seperti awan yang menggantung di langit, menanti badai. "Aku bisa membebaskan kamu darinya," ujar Ardan, suaranya lebih lembut sekarang, namun tetap tak kehilangan determinasi. Ia maju mendekat, tangannya yang kokoh namun lembut menggapai tangan Sela, memberikan kehangatan yang entah kenapa terasa asing bagi gadis