Langit senja menggantung di atas kepala mereka, warna oranye lembut mencampur biru tua, seolah alam pun sedang mengiringi kisah yang tak menentu ini. Bayu sore menyapu wajah Luna, membawa aroma daun dan debu yang terangkat dari jalanan di depan sekolah. Hatinya bagai bergelayut di antara awan-awan, berat namun tak terlihat, menyimpan rahasia yang tak sanggup ia bagi. Regan, dengan sorot matanya yang tajam namun penuh kekhawatiran, berdiri di hadapannya, terlalu dekat namun terasa begitu jauh. "Kamu kenapa enggak angkat panggilan ku?" Suara Regan lembut, meski tergurat sedikit nada kekhawatiran. Tangannya dengan hati-hati menyentuh tangan Luna, namun sentuhan itu tak mampu mengusir ketidakpastian yang menggelayuti hati gadis itu. Luna menarik napas dalam-dalam, udara sore terasa berat di

