Apa Kabar Istriku?

1443 Kata

"Ini kopinya." Sela menyodorkan cangkir itu dengan tangan yang sedikit gemetar. Tatapannya menghindar, fokus pada meja di hadapannya. Ia tak pernah membayangkan harus berada sedekat ini lagi dengan Regan, laki-laki yang pernah begitu berarti dalam hidupnya, namun kini terasa seperti asing. Sebagai pelayan kedai, ia tahu harus bersikap profesional, menyembunyikan gemuruh di dadanya di balik senyum tipis yang dipaksakan. "Terima kasih." Suara Regan terdengar lembut, nyaris seperti melodi yang dulu pernah membuat hati Sela bergetar. Tapi kini, hanya ada getir. Dengan sangat terpaksa, Sela meletakkan nampan berisi kopi dan kudapan lainnya di atas meja, berusaha menjaga jarak. Tatapannya masih tertunduk, seolah meja kayu itu lebih menarik daripada sosok Regan yang kini menatapnya dalam diam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN