“Hey, siang!” Tomi menyapa Serena dengan nada ceria, namun segera menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Serena tampak lesu, langkahnya lamban dan senyumnya terlihat dipaksakan. Mata indah yang biasanya berkilau, kini tampak sayu dan penuh beban. Tomi merasa ada yang salah, sesuatu yang lebih dari sekadar rasa lelah setelah syuting panjang. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan penuh perhatian, meski nada khawatir menyusup ke dalam suaranya. Serena hanya mengangguk, senyum tipis yang ia berikan begitu rapuh, seolah bisa hancur kapan saja. "Tentu," jawabnya, namun suaranya terdengar tak meyakinkan. Ada ketegangan yang menggantung di antara kata-katanya, seolah ia sedang menahan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar lelah fisik. Tomi, yang tahu bahwa Serena sudah berbicara dengan produs