Suapan Adik Ipar.

1450 Kata

Sela baru saja menggenggam cangkir kopi hangat, berharap kehangatannya bisa menenangkan pikirannya yang gelisah. Aroma kopi yang biasanya memberikan kenyamanan kini seolah tak berarti. Saat langkahnya mencapai ujung koridor, suara hiruk-pikuk dari para dokter yang bergegas menuju ruang Martin mencuri perhatiannya. Wajah-wajah mereka penuh ketegangan, dan itu membuat jantung Sela berdegup kencang. "Dokter, ada apa?" suaranya gemetar saat bertanya, nyaris tak terdengar di tengah kekacauan itu. Seorang dokter, dengan napas tergesa-gesa, berhenti dan menatapnya dengan mata penuh duka. "Tuan Martin sedang dalam keadaan kritis," ucapnya datar, namun setiap kata terasa seperti belati yang menusuk hati Sela. Segala sesuatu di sekitarnya seakan melambat. Suara langkah para dokter memudar, dan bu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN