Bab 4

923 Kata
Setelah kepergian Sabrina, Sean keluar bersama Arga, hanya saja Arga pergi ke markas, sedangkan Sean mering bersama Calista. "Kau belum menerima hukuman dariku, jadi setelah meting pergi ke ruanganku." Ucap Sean yang membuat Calista menghela nafas panjangnya. "Sebenarnya hukuman apa yang ingin kau berikan padaku. Jika potong gaji, potong saja, tidak perlu aku bolak balik ke ruanganmu." Ucap Calista yang malah mengomel. "Aku tidak tertarik memotong gajimu, aku lebih tertarik yang lain." Ucap Sean tersenyum miring. "Jangan macam-macam tuan mesumm, aku tidak akan tinggal diam jika kau macam-macam denganku." Ucap Calista. "Bebas saja, kau sudah menjadi milikku, ingat jika kau sudah kubeli, jika kau yang macam-macam. Maka aku yang akan melelangmu, dan tidak akan ada yang menyelamatkanmu meskipun kekasihmu itu, karena dia tidak ada apa-apanya denganku." Ucap Sean. "Cih, sombong, meskipun tidak ada apa-apanya, dia lebih segalanya darimu, setidaknya dia lelaki yang baik, tidak sepertimu." "Baik jika didepanmu, kau mana tau dibelakangmu dia sedang apa." Ucap Sean dengan santai. "Kau tidak akan berhasil meakipun kau memprovokasiku dengan perkataanmu, aku lebih percaya padanya." Ucap Calista. "Terserah kau saja, yang terpenting kau milikku," ucap Sean. Calista mendegus kesal, dia lebih baik diam dari pada berdebat dengan pria didepannya ini. Saat sampai, mereka meting di restoran bersama klien, meting mereka cukup lama karena banyak sekali yang harus mereka bahas tentang prroyek baru mereka. Dalam waktu dua jam barulah meting mereka selesai, klien Sean juga sudah pamit terlebih dahulu namun tidak dengan Sean. Dia ingin makan terlebih dahulu di restoran. "Calista." Panggil Lucas yang kebetulan berada di restoran yang sama dengan Calista dan Sean. Dia tadinya ingin makan siang sekaligus menunggu kliennya karena setelah makan siang, dia berencana meting di sini, namun pandangannya tidak sengaja melihat kekasihnya yang makan bersama dengan pria yang dibenci olehnya "Lucas, kau di sini?" Ucap Calista yang sebenarnya terkejut dengan kekasihnya yang ada di sini. "Sayang, aku baru saja selesi meting, dan sekalian kita makan siang di sini, jangan salah paham." Ucap Calista yang menjelaskan kepada kekasihnya. Lucas memang tau jika kekasihnya ini belerja bersama Sean, dia tidak mempermasalahkannya karena audah terlanjur, dia baru mengetahuinya minggu-minggu ini. "Makan bersamaku saja." Ucap Lucas yang langsung menarik Calista dan akhirnya dia meninggalkan Sean, Entah kenapa meskipun dia juga ingin makan bersama kekasihnya, tapi dia merasa tidak enak meninggalkan bos-nya, bukan karena apa-apa, tapi dia takut jika Sean akan mempermasalahkannya dan menghukumnya semakin berat dan menyusahkannya. "Jika kau tadi di sini, seharusnya kau sedari tadi makan bersamaku saja." Ucap Lucas yang masih terlihat tidak suka dan sangat cemburu melihat kekasihnya hanya makan berdua dengan Sean. "Maaf, aku tidak tau jika kau di sini." Ucap Calista. Lucas merangkul bahu Calista dan mencium pipinya, dia ingin menunjukkan jika Calista adalah miliknya, dan Sean harus tau batasannya yang hanya menjadi bosnya saat di kantor. "Kau cemburu." Goda Calista karena Lucas terlihat posesif padanya. "Tentu saja, kenapa masih menanyakan itu." Ucap Lucas yang membuat Calista terkekeh namun lalu membalas pelukan kekasihnya. "Jangan cemburu, hanya kau yang aku cintai." Ucap Calista. Sedangkan Sean mengepalkan tangannya, dia menatap mereka hanya dengan tatapan datar, entah sengaja atau tidak, tapi namti dia akan menghukum Calista yang tidak bisa dia tolak. "Sayang, asistenku sudah mengurus rumahmu, rumah itu tidak akan dilelang," ucap Lucas memberitahu yang membuat Calista tersenyum lebar. "Benarkah? Oh astaga! Aku senang sekali, terima kasih, Lucas. Terima kasih." Ucap Calista dan memeluk kekasihnya. "Sebagai gantinya, kau harus menciumku sampai pagi." Ucap Lucas yang membuat Calista tertawa. Mereka makan siang terlebih dahulu, Calista sendiri melihat ke arah meja Sean yang ternyata sudah tidak ada dia di sana. "Jika kau tidak nyaman belerja di sana, lebih baik keluar saja." Ucap Lucas tiba-tiba. "Aku sudah terikat kontrak, aku benar-benar tidak bisa memutuskannya secara sepihak." Ucap Calista yang sejujurnya juga ingin lepas dari sana, namun sayangnya, jika kontraknya habis pun, dia tetap tidak bisa pergi dari Sean mengingat dia sekarang adalah miliknya, "Sayang, ngomong-ngomong bagaimana kerja Sofi di sana?" Tanya Calista yang menanyakan sahabatnya, dia dipecat oleh Sean karena hal sepele, yaitu Sofi tidak sengaja menumpahkan minuman ke pakaian Sean, namun Sean langsung memecatnya. Sofi yang menangis karena di pecat akhirnya membuat Calista tidak tega dan merekomendasikan kepada perusahaan dimana Lucas bekerja, Beruntung sekali Lucas bisa membantunya dan membuat Sofi mendapatkan pekerjaan di sana. "Hm, lumayan. Cukup bagus" Ucap Lucas yang membuat Calista lega, setidaknya di sana dia bekerja dengan baik. Setelah makan siang, Calista pamit karena tidak mau Sean semakin marah padanya, Lucas sendiri membiarkannya karena dia sendiri juga akan meting sebentar lagi dengan kliennya. Setelah sampai dikantor, Calista menghela nafas panjangnya sebelum masuk ke dalam ruangan Sean. Dia mengetuk pintu terlebih dahulu barulah dia masuk saat Sean sudah memintanya. "Cih, enak sekali habis makan siang dengan buaya." Ucap Sean yang membuat Calista melotot. "Dia kekasihku. Dan namanya adalah Lucas!" Ucap Calista yang tentu saja tidak terima dengan perkataan Sean yang mengatai Lucas dengan buaya. "Aku tidak peduli namanya," ucap Sean lalu berdiri dan mendekat ke arah Calista. "Buka bajumu." Ucap Sean yang membuat Calista melotot. "Kenapa kau suka sekali memintaku membuka baju, jika kau ingin melihat milik wanita, lebih baik kau meminta dengan wanitamu." "Wanitaku adalah dirimu." Ucap Sean tersenyum tipis. "Cih, mengatai orang buaya, dia sendiri sudah seperti rajanya buaya, dasar komodo." Ucap Calista. "Aku sedang ingin merasakan sumber asi darimu, jadi buka bajumu." Ucap Sean yang membuat Calista semakin melotot. "Gila! Kau benar-benar pria gila." Pekik Calista. "Aku bukan pria gila, aku hanya pria normal, di mana aku sudah membeli wanita, maka aku akan mempergunakan dia sebaik mungkin." Ucap Sean tanpa rasa bersalah. "Buka bajumu sekarang, atau aku akan memintamu untuk melayaniku."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN