Marah 2

1045 Kata

Suasana rumah mendadak hening. Para pembantu menepi ketakutan. Majikan yang jarang marah itu kalau sudah mengamuk sangat beringas. "Istri yang kamu anggap nggak waras itu, nyatanya lebih berharga daripada perempuan yang kamu pelihara. Selama empat bulan ini nyatanya dia diam. Menutup rapat masalah kalian. Diam menghadapi perselingkuhanmu dan terlihat baik-baik saja di hadapan kami semua, tapi ia menyimpan luka yang ia dekap sendirian. Bodoh!" umpat sang papa sambil menatap tajam putranya. "Sekarang siapa yang nggak waras? Kamu atau istrimu?" teriak Pak Adibrata. "Nyatanya yang nggak waras itu kamu dan perempuan itu? Bisa-bisanya datang ke apartemen kalian tengah malam. Urat malunya di mana? Perempuan seperti itu yang ingin kamu pertahankan?" Pak Adibrata duduk dengan napas terengah-eng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN