Cinta yang Kau Bawa Pergi - Sebuah Pilihan Hawa dingin kian menusuk kulit bersamaan dengan turunnya gerimis sore itu. Gerimis pertama di bulan Oktober. Barra gelisah berdiri di balkon lantai dua. Di kamar yang pernah ditempatinya bersama Delia ketika liburan waktu itu. Pemandangan di kejauhan tak kelihatan karena tebalnya kabut yang menyelimuti. Sepi, hanya bunyi gerimis yang terdengar bak harmoni mengiringi sore kelabu. Sudah empat jam lamanya Barra menunggu, tapi Delia belum juga muncul. Pria itu masih berpikir, mungkin istrinya masih jalan-jalan dan baru ke villa saat menjelang malam. Barra ke luar kamar dan menuruni tangga. Di dapur tampak Pak Marwan sedang membuatkan minum untuknya. Pria yang sebenarnya heran dengan sikap Barra itu hanya tersenyum, tidak berani bertanya banyak