Part 37

1901 Kata

"Dia sudah pulang?" Alfatih mendongak memandang Izzan yang tengah meletakkan laporan di atas mejanya. "Belum, Tuan." Jawab Izzan dengan nada datarnya. "Kabari aku kalau dia pulang dan terus suruh orang untuk memantaunya." Perintah Alfatih lagi. Izzan hanya menganggukkan kepala dan setelahnya undur diri dari ruangan Alfatih. Alfatih memijit pelipisnya pelan dan menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi seraya menghembuskan napas panjang. Berbagai emosi ia rasakan. Senang, kesal dan marah semuanya mengganggu harinya namun membuatnya nyaman di saat bersamaan. Semua perasaan itu menandakan bahwa dirinya masih menjadi manusia berperasaan, bukan hanya tubuh tanpa jiwa seperti yang orang-orang katakan tentangnya. Alfatih senang, karena pada akhirnya bisa menghabiskan waktu berdua deng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN