Saki tiba di apartemennya jam enam sore, dia groceries dulu setelah dari rumah sakit. Membeli buah, sayur juga daging-dagingan. Ingin memberikan yang terbaik untuk bayinya. Saki lalu duduk di sofa, melepas kaos kakinya dengan tatapan yang menerawang, helaan napasnya panjang namun saat mengusap lembut perutnya bibirnya menyungging senyum. Saki memikirkan banyak hal. Tentang bagaimana dia akan memberitahukan kehamilannya pada Dipta, bagaimana agar tidak ada kebahagiaan yang rumpang di antara mereka karena terhalang restu dan bagaimana dia mengakhiri jeda mereka. “Sayang … Bunda akan mengusahakan kembali. Sekali lagi untuk berbicara dengan Eyang ya. Tidak apa-apa jika Bunda dan Eyang harus berpura-pura di depan Ayah, yang terpenting Eyang tidak lagi meminta Ayah untuk memilih di antara

