“Mba Erina …” Itu panggilan Dipta dengan tatapan heran melihat kakaknya ada di depannya, padahal beberapa bulan yang lalu kakak pertamanya itu sangat mantap memutuskan menetap di Singapura, bahkan mengabaikan permohonan orang tua mereka yang memintanya untuk tetap tinggal. Bukan hanya itu saja yang mengejutkan, ada lima koper besar termasuk miliki Adam dan Lili yang berada di sana. Kening Dipta mengernyit semakin tajam, pun dengan Saki yang entah kenapa hatinya tiba-tiba dilanda gelisah. Ucapan Erina saat terakhir kali bertemu dengannya kembali memenuhi kepalanya. Apakah wanita itu telah merencanakan sesuatu? Seketika pikiran negatif mulai bermunculan dalam benaknya. “Aku memutuskan pulang. Adam sering sakit karena tidak cocok dengan makanan di sana, terus aku juga tidak bisa memasak

