Dekapan itu terasa hangat dan menyenangkan, membuat Saki semakin merangsek masuk dalam pelukan Dipta di malam yang semakin pekat itu, senyumnya terkembang sempurna padahal sebelumnya mereka sama-sama menangis hebat dengan gejolak emosi yang menyiksa. Namun kekalutan dan kesedihan itu pelan-pelan terurai setelah mereka berbincang dari hati ke hati, sama seperti yang biasa mereka lakukan selama ini, karena semakin Saki menjalani pernikahannya dia juga semakin banyak belajar, jika dalam suatu hubungan pondasi utamanya adalah komunikasi, lalu mencoba saling mengerti dan memahami, hingga pada akhirnya mereka bisa berkompromi. Dulu saat awal-awal menikah dia ingat betapa sulit mengutarakan isi hatinya, dia dipenuhi dengan rasa sungkan dan bersalah pada Dipta, memilih bungkam atas hal-hal ya

