Tatapan Fairuz terlihat tajam pada sang istri yang hanya bisa menunduk mendengarkan semua ucapannya. Seolah telah kembali mendapat kekuatannya, Laras mendongak dan menatap Fairuz dengan wajah yang kecewa. “Kenapa Papa tidak menghargai Mama? Mama juga punya pendapat sendiri! Hati Mama memiliki firasat jika Ayudya hanyalah korban, Pa. Tapi Papa terus menyalahkan perasaan Mama!” Ucap Laras menatap dalam pada suaminya dengan berlinang air mata. Fairuz menghapus wajahnya kasar, dia tidak menyangka jika kepulangannya dari Singapura justru dikejutkan dengan masalah yang terjadi di rumah. “Kapan Papa menyalahkan perasaan Mama? Papa hanya meminta Mama bersikap netral sebelum bukti ditemukan, apa Papa salah?” Tanya Fairuz dengan nada yang sangsi. Alis Fairuz menukik tajam, tidak terpengaruh

