warning

1102 Kata
"Aku juga suka ancaman Uncle." Kata Naya seraya mengecup d**a Lanc, dan menuntun tangan Lanc agar memegang pinggangnya. Naya tidak hanya mencium d**a Lanc, tapi juga leher dan berakhir di bibir Lanc, hingga gairah Lanc yang sudah terpancing karena sentuhan Naya langsung membuat Lanc membanting tubuh Naya ke ranjang, dan menindihnya. Lanc sudah seperti orang kesurupan saat menikmati d**a dan leher Naya, hingga membuat Naya merasa tubuhnya panas, bahkan sampai terlihat jelas kalau Naya kepanasan dari wajahnya yang sudah berkeringat. "Emnh, ahhh… Uncle …" Naya tidak bisa mengeluarkan kata-kata saat Lanc menghisap salah satu gunung kembar Naya dengan begitu kencangnya, bahkan tangan satunya tidak dibiarkan menganggur, tangan satunya memilin puncak gunung kembar yang satunya, hingga membuat Naya berteriak mendesah, karena tidak mampu untuk membuka suara selain desahan yang keluar begitu saja. Lanc yang mendengar suara desahan dan teriakan Naya semakin b*******h, hingga membuat Lanc langsung menggigit puncak gunung kembar Naya, dan desahan Naya kembali meluncur bebas. "Ahhh, Uncle…" desah Naya yang tidak bisa ia tahan, saat Lanc benar-benar meremas salah satu gunung kembar Naya setelah puas dihisap. Lanc semakin terbakar gairah saat mendengar desahan Naya yang terus menyebut namanya, membuat Lanc semakin gila. Lanc membuka resleting gaun pengantin Naya, dan hanya menyisakan pakaian dalam Naya, namun meski Naya masih menggunakan pakaian dalam, Lanc semakin dibuat gila oleh pemandangan indah di depan matanya, dimana tubuh molek Naya sangat terlihat sempurna Dimata Lanc. Lanc buka pria polos atau anak kemarin. Lanc pria dewasa yang sudah tahu seperti apa bentuk tubuh wanita, hanya saja Lanc masih belum pernah mencicipinya, tapi ini pertama kalinya Lanc melihat tubuh molek seorang wanita yang terlihat sangat sempurna. Lanc menghentikan sentuhannya, namun Naya yang sudah terbakar gairah tidak berhenti untuk mencumbu d**a dan leher Lanc, hingga Lanc memilih melanjutkannya, karena Lanc sendiri juga sudah tidak bisa menahannya. "Jangan menyesal, Sayang. Setelah kamu masuk ke dalam pelukan ku, kamu tidak bisa lari lagi," kata Lanc yang masih berusaha untuk menyadarkan Naya, namun Naya tetap menantangnya. "Aku akan menyesal kalau tidak membuat Uncle jatuh ke dalam pelukanku." Naya membalas kata-kata Lanc dengan penuh ketegasan, hingga membuat Lanc langsung melepaskan semua pakaiannya tanpa sisa, dan hal itu berhasil membuat Naya menelan Salivanya dengan kasar saat melihat milik Lanc yang mengacung ke depan. Tegak tanpa ada kenduran sedikitpun, hingga membuat Naya merasa kesulitan untuk menelan air liurnya sendiri. Lanc yang melihat Naya seperti ragu, langsung naik ke atas ranjang setelah melepaskan semua pakaiannya, dan membuat keringat Naya semakin memenuhi wajah cantiknya, hingga membuat sudut bibir Lanc sedikit melengkung membentuk sebuah senyuman, Namun senyuman itu berupa senyuman sinis, bukan senyuman hangat penuh cinta. "Jangan bilang takut, karena aku tidak akan melepaskan mu. Kamu sendiri yang datang kesini untuk menyerahkan diri." Kata Lanc dengan penuh ketegasan saat melihat Naya semakin berkeringat. Naya yang mendengar ucapan Lanc langsung menggelengkan kepalanya cepat, karena Naya tidak ingin memperlihatkan wajah takutnya pada Lanc, meski sebenarnya Naya memang merasa takut. "Aku tidak takut sama sekali. Hanya saja…" Naya menggantungkan kalimatnya, membuat Lanc langsung menatap Naya dengan tatapan penuh selidik. "Hanya apa?" tanya Lanc "Hanya saja, apakah itu akan muat. Ups, maksudku, itu terlalu besar, Uncle, apa itu tidak akan merusak V ku. Apa Uncle yakin, sebesar itu dapat membuatku nikmat?" tanya Naya dengan polosnya, membuat Lanc hampir saja ingin menyemburkan tawanya kalau tidak ia tahan. Beruntungnya Lanc berhasil menahan tawanya, hingga Lanc tidak merusak suasana panas yang berhasil ia ciptakan, yang tentunya berawal dari Naya. Lanc kembali mendekati Naya, dan dengan refleksnya Naya mundur, hingga membuat kedua tangan Lanc langsung menyentuh salah satu gunung kembar Naya yang sangat pas di tangannya, bahkan hampir saja tidak muat di tangannya, membuat Lanc sedikit tidak percaya apakah gunung kembar Naya asli atau tidak, karena Lanc merasa, ukuran gunung kembar Naya sangat tidak sesuai dengan usia Naya yang baru menginjak 20 tahun, yang menurut Lanc, besarnya gunung kembar Naya pantasnya dimiliki wanita dewasa dengan usia 25 tahun, atau lebih. Tapi, Lanc juga tidak bisa menyimpulkan ukuran gunung kembar Naya harus pas di tangannya sesuai dengan usianya. Naya pun langsung kembali tubuhnya bergetar saat Lanc memberi sedikit pijatan di gunung kembar Naya, bahkan sampai memilin puncak gunung kembarnya, hingga tubuh Naya kembali mematung, dan pinggul Naya sedikit bergerak karena mendapat sentuhan dari tangan Lanc. Karena Lanc merasa puas memainkan gunung kembar Naya, akhirnya Lanc mengganti dengan mulutnya, dimana mulut Lanc kembali memberi sengatan di gunung kembar Naya, hingga membuat Naya kembali berteriak mendesah dengan menyebut nama Lanc, hingga keduanya sama-sama dikuasai oleh nafsu. Salah satu tangan Naya menyentuh pusaka yang menjadi kebanggaan Lanc, dimana pusaka kebanggaan Lanc diremehkan oleh Naya, dengan menghina kalau pusaka kebanggaan Lanc tidak berfungsi dengan baik, bahkan dengan terang-terangan Naya ingin mengetesnya. Tidak tahu saja Sekarang berdiri tegak, dan bahkan berhasil membuat Naya ketakutan setelah pusaka kebanggaan Lanc berhasil di perlihatkan di depan mata Naya, agar Naya tidak lagi semena-mena menghina pusaka kebanggaannya. Lanc langsung memejamkan matanya saat tangan Naya menyentuh pusaka kebanggaannya. Lanc mencoba untuk tidak mendesah, namun rasanya sungguh sulit untuk mengendalikan diri, agar tidak mendesah. "Ouhhhh, s**t!" Lanc mengumpat sedikit kaget saat merasakan hal yang sangat luar biasa dengan hanya sebuah sentuhan lemah dari tangan Naya. Padahal Naya belum bereaksi atau belum mengurut pusaka kebanggaan Lanc, tapi Lanc sudah bereaksi berlebihan, dan hal itu berhasil membuat Lanc mengeluarkan kata-kata umpatan. Naya yang mendengar suara atau kata yang lebih menjurus ke umpatan dari Lanc, langsung sedikit mencengkram pusaka Lanc dengan sedikit kuat, hingga membuat Lanc langsung berteriak karena desahannya lolos dari bibirnya tanpa sadar. "Ouhhh, tidak! Nay, hentikan!" Lanc meminta Naya untuk tidak lagi mengurut pusaka kebanggaannya, karena Lanc merasa benar-benar sangat tersiksa meski hanya dengan sentuhan tangan Naya. Naya yang mendengar permintaan Lanc, dimana Naya melihat Lanc sepertinya sudah tidak tahan, langsung mengurut pusaka kebanggaan Lanc yang sudah seperti urat. Sangat keras, tegang, dan terlihat menakutkan, namun dinikmati oleh sang empunya, hingga Naya berhasil membuat Lanc mendesah bersamaan dengan kedua mata Lanc yang terpejam begitu saja karena merasa sangat tersiksa. "Oh, Nay. Kali ini aku tidak akan melepaskan mu." Kata Lanc yang langsung menarik tangan Naya, dan meletakkan di atas kepala Naya hanya dengan menggunakan satu tangannya saja, dan kembali menikmati bibir tipis Naya, hingga membuat Naya kembali terangsang. Lanc yang sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung membuka kedua paha Naya, dan menyentuh V Naya, dan Lanc tersenyum saat melihat Naya memejamkan matanya saat dua jari Lanc bergerak di bibir V Naya. "Emhhh, Uncle. Enak... Desah Naya saat Lanc sengaja menggoda V Naya. Lanc yang mendengar desahan Naya, langsung memasukkan kedua Jari Lanc, hingga Naya kembali mendesah. Karena Lanc tidak bisa menahannya, Lanc langsung mengeluarkan jarinya dari V Naya, dan mengarahkan pusaka yang menjadi kebanggaannya pada inti Naya, dan…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN