Haru dan terima kasih tersirat dari wajah-wajah Selita, Silvi, dan Olive ketika Sabine pamit. “Nggak sabar kamu kuliah di sini, Sabine. Kakak akan bantu kamu carikan yang terbaik buat kamu,” ucap Silvi yang memeluk Sabine kuat-kuat. “Iya, Kak,” balas Sabine senang. “Maafin Kakak, Sabine,” ucap Silvi lirih. Diusap-usapnya kepala adik bungsunya itu penuh kasih. Lalu diikuti Olive dan Selita, hingga mereka berempat saling berpelukan, berangkulan, diiringi isak tangis haru dan bahagia. *** Akhyar menghela lega saat melihat hasil tes DNA yang dikirim lewat email yang dia baca melalui layar ponselnya. Sabine memang darah dagingnya. Perasaan haru langsung menerpa dirinya. Disekanya keringat yang mengucur dari dahinya. Dia memang menunggu hasil itu dengan perasaan bercampur aduk, cemas se

