"Bagaimana, Tuan Kenny? Apakah anda sudah bilang, apa pun dan berapa pun yang saya minta maka akan anda turuti. Itu artinya anda juga akan memberikan tender itu kepada saya dan anda akan bisa mendapatkan istri anda kembali dengan selamat." Kenny diam, mulutnya seolah beku tak mampu untuk mengucapkan sepatah, dua patah kata. Hatinya dilema, pusing melanda. Kenny tidak bisa memilih salah satu tapi Kenny juga tidak bisa merelakan salah satunya. Lebih tepatnya Kenny tidak mau kehilangan tender barunya dan calon anaknya. "Ok, saya mengerti. Diam anda itu berarti iya, saya tunggu konfirmasinya." Beb... Sambungan telefon terputus, mati secara sepihak. Kenny masih diam membeku tak tahu harus berpikir bagaimana. "Argh...! B-r-e-n-g-s-e-k!" Brak! Bukan lagi meja, tapi sekarang berubah menjadi