33

1783 Kata

Rabu ini, aku sengaja datang pagi. Walau nggak ada olahraga, aku tetap datang. Karena aku yakin, kalau Redha pasti bakal datang pagi untuk melihat aku lari. Jadi, aku memutuskan datang dan mulai berlari seperti biasa walau pandangan mataku selalu mengarah kepada arah dimana pintu gerbang sekolahku berada. Entah sudah berapa kali aku berlari, peluh keringatku sudah membasahi punggung, kening dan juga baju seragamku. Aku melihat jam tanganku, sudah setengah enam lewat tetapi tak ada tanda-tanda keberadaan Redha. Sepertinya pacarku yang mengerikan itu nggak akan datang. Aku menghela napas pelan, menghentikan lariku lalu menepi. Aku pun duduk dengan kaki yang diselonjorkan, mencoba melancarkan peredaran darahku. "Baal," Panggilan itu membuatku menoleh. "Re, akhirnya kamu da-," Aku meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN