Krystal berjalan keluar perusahaan tanpa berniat menghampiri bundanya, senyum lebarnya terus terlihat kala membayangkan wajah Key yang mungkin akan terlihat cetakan rindu untuknya. Langkahnya terus berjalan tanpa memperdulikan yang lainnya. "Sudah mengaku kalah? Sok-sokan mau menguasai saham saya? Jangan mimpi tinggi-tinggi kalau dalam seminggu ini harga saham terus anjlok" suara yang terdengar familiar membuat Krystal menghentikan langkahnya, menatap kearah pria paruh baya yang tersenyum mengejek kearahnya. Tuan Johan, pemilik 3% saham yang berhasil ia beli seminggu yang lalu kini berdiri didepan Krystal dengan angkuhnya. "Apa anda kenal saya?" Pertanyaan yang sengaja Krystal lontarkan tentu saja menyakiti pihak lawan. "Saya benar-benar tidak tahu kalau saya sepopuler itu, hingga ora