Keesokan harinya, Harry terjaga dengan cepat karena ingin buang air kecil. Dia membuka matanya sembari memijit kepalanya yang pusing. “Akhh! Sialan. sepertinya aku sudah tidak terlalu kuat lagi untuk minum alkohol…” gumamnya sembari ingin menggeliat, tapi dia baru tersadar, jika dia merasakan ada beban di pundaknya. Dahinya bertaut, terlebih setelah merasakan hembusan nafas di dadanya. Sontak mata Harry membesar sempurna. “Astaga…apa yang aku lakukan tadi malam?” Harry meraba tvbuhnya dengan satu tangannya, lalu melihat ke arah tvbuh wanita itu yang juga tidak mengenakan sehelai benangpun di tubvhhnya kecuali selimut yang menutupi mereka setengah. Harry mengingat-ingat kembali apa yang dia lakukan tadi malam. “Tuhan…aku yang mengingkari janjiku sendiri. Bagaimana ini? Tapi, mengapa K

