Regan berlari cepat keluar dari restoran. Memasuki mobilnya yang terparkir di depan, ia segera tancap gas pulang setelah mendapat kabar dari Mara. Jantungnya berdegup tak karuan, rasa bersalah menggerogoti pikiran, ia sampai mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Sementara itu di rumah, Mara mengerang memegangi perutnya sambil menangis. Akhirnya ia dagang bulan tapi, ia berpikir bahwa ia keguguran. Terlebih, nyeri yang dirasakannya seakan lebih nyeri dari bulan-bulan sebelumnya. Di lain sisi, Salwa menutup mulutnya membaca pesan dari Regan yang mengatakan apa yang Mara alami. “Ada apa?” Anjas bertanya melihat raut wajah istrinya yang seperti tidak baik-baik saja. “Mara … keguguran.” Sebelah alis Anjas tampak meninggi. “Keguguran?” tanyanya memastikan. Salwa terduduk lema