“Selamat pagi,” sapa Sera seraya berjalan menghampiri Mara. “bagaimana keadaanmu, Mar? Aku turut bersedih atas kejadian yang kau alami kemarin. Ibu memberutahuku tapi aku belum sempat datang karena ada kesibukan, maafkan aku,” ucap Sera kembali seraya meletakkan buah tangan ke atas meja samping tempat tidur. “A … tidak apa-apa,” jawab Mara dengan sedikit canggung. Ia kira Regan kembali, mungkin ada yang tertinggal, ternyata Sera yang datang. Sera duduk di sebelah Mara kemudian menggenggam tangannya. “Yang sabar, ya, Mar. Aku yakin kau akan segera mendapat ganti.” Mara hanya mengangguk dan mengukir senyum tipis. Meski terdengar mustahil tapi, dirinya tak akan mengatakan tidak. “Oh, ya, Kakak, sendiri?” tanya Mara membuka pembicaraan guna mengurangi rasa canggung. . Sera menggeleng d