Mara tak berani mendekat. Ia tetap berdiri di tempat tanpa berhenti memerhatikan Regan yang bicara dengan perempuan muda. Ia pun bertanya, siapa? Karena rasanya tak mungkin Regan mau bicara dengan orang asing. Mara terkesiap dan segera membuang muka saat tanpa sengaja melihat Regan mengarah pandangan ke arahnya. Ia pun berpura-pura sibuk dan tidak peduli. Tak lama, Regan menghampiri Mara saat perempuan muda yang bicara dengannya telah pergi. “Apa yang kau lakukan?” ucap Regan setelah berdiri di hadapan Mara. Sedari tadi ia memperhatikan Mara yang seperti orang bodoh. Istrinya itu sesekali melirik ke arahnya, dan sesekali membuang muka. “Tadi, siapa?” tanya Mara sambil mengarah pandangan ke tempat Regan berdiri sebelumnya. “Orang asing.” Mara menatap Regan dengan kerutan dahi. “Or