Regan tak mengerti kenapa dirinya bisa mengatakan satu kata itu. Padahal, sebelumnya ia sudah pernah menegaskan bahwa tak akan pernah meminta maaf untuk kejadian di hotel dan untuk apapun. Tapi, saat ini kata maaf terucap dari mulutnya. Selain itu, apa yang sudah ia lakukan? Bagaimana bisa dirinya memeluk Mara? Rasa hati Regan ingin membenturkan kepalanya ke dinding. Ia tak tahu lagi bagaimana cara membuat Mara diam hingga memutuskan meredam suara tangisnya dengan membawanya dalam pelukan. Perlahan suara tangis Mara mereda. Ia seakan terjebak dalam situasi hingga membuatnya tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia masih terpaku pada kata maaf yang didengarnya dari mulut Regan. Namun, alih-alih merasa senang dan menang, ia justru merasa aneh, sedikit merasa bersalah. Tiba-tiba Mara meny