Regan menjatuhkan punggungnya pada kursi setelah menyelesaikan sisa pekerjaannya kemarin. Ia memijit bahunya yang terasa pegal kemudian tanpa sengaja mengarah pandangan pada Mara yang tidur di sofa. “Dasar, tukang tidur,” batin Regan teringat semalam Mara juga langsung tidur setelah mereka bicara. Kepalan tangan Regan memangku rahang di mana pandangannya tak beralih dari Mara. Hingga beberapa saat kemudian, dirinya baru tersadar dan menciptakan sebuah pertanyaan dalam benak. Kenapa dirinya tak merasa bosan? Dirinya justru merasa ingin terus memandangi wajah Mara. Derit kursi terdengar saat Regan bangkit dari duduknya. Dengan kedua tangan tersembunyi dalam saku celana, ia berjalan menghampiri Mara dan berdiri di depan sofa. Sekali lagi, dirinya tak dapat mengalihkan pandangan dari waja