56. Telah Jatuh Hati?

2061 Kata

Tin! Suara klakson menyadarkan Regan. Ia segera menjalankan mobilnya melihat jalan di depannya telah kosong. Situasi yang terjadi sebelumnya membuatnya kehilangan konsentrasi. “Jangan bercanda. Mimpimu sangat konyol,” ucap Regan yang kini kembali fokus pada kemudi. Mara menoleh sekilas dan melihat semburat kemerahan di wajah suaminya. Telinga suaminya juga memerah dan membuatnya yakin Regan berusaha mencari alasan dan semakin membenarkan dugaannya. Entah kenapa, bukannya marah, Mara justru mengukirkan senyuman. Padahal, harusnya ia marah, bukan? Regan telah menciumnya dengan lancang. Sebuah ide terbersit dalam kepala Mara. Ia kemudian menyahut sambil mengedikkan bahu. “Yah, kalaupun memang bukan mimpi, apa salahnya? Kita kan sudah menikah, sah-sah saja kalau berciuman. Bukan begitu?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN