38. Hari H

1501 Kata

Pria itu terus saja mengetuk pintu tapi, tak ada sahutan dari dalam rumah. Ia kira, Mara ada di rumah melihat waktu hampir malam. Tapi, sepertinya tidak, pikirnya. Pada akhirnya Ranu memutuskan duduk di kursi menunggu Mara kembali. Sambil menunggu ia memainkan ponselnya dan di saat yang sama ponselnya itu berdering. “Untuk apa menghubungiku lagi? Sudah kukatakan berhenti menghubungiku!” bentak Ranu pada Viola di seberang sana. Ia memutuskan mengakhiri hubungannya dengan Viola saat ia sadar Viola terlalu mengatur dan mengekang. “Aku berhak menghubungi ayah dari anakku.” Ranu meremas ponsel dalam genggaman. Ia sudah tahu mengenai itu jadi tidak terkejut. “Sudah kukatakan, gugurkan! Meski anak itu lahir sekalipun aku tak akan sudi mengakuinya sebagai anak!” Setelah mengatakan itu R

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN