Mara berusaha membuka mata saat merasakan silau menerpa wajahnya. Dan saat matanya terbuka, yang dilihatnya adalah tempat asing yang sepertinya belum pernah ia singgahi. Mara memegangi kepala dan berusaha mengingat-ingat. “Oh, ya Tuhan,” desah Mara saat teringat bahwa ia telah resmi menjadi istri Regan sekarang. Mungkinkah itu artinya tempat asing ini adalah rumah Regan? pikirnya. Mara hendak bangun menegakkan punggungnya sampai ia menyadari sesuatu. “Selimut?” gumam Mara saat ia telah duduk. Perasaan aneh pun mulai timbul. Jika bukan Regan, siapa lagi yang memberinya selimut? Sepertinya tidak ada orang lain di rumah itu melihat ia tak mendengar suara siapapun. “Orang itu juga pasti masih tidur.” “Siapa yang kau maksud masih tidur?” Mara tersentak mendengar suara Regan. Ia men