Di usir

1279 Kata

waktu pagi tak terasa berputar cepat menjadi sore. Caca sudah bersiap, hendak pamit dan undur diri. "Terima kasih, Hana," tutur Caca ramah. Gadis itu memilih pamit undur diri sebelum tuan Ziko dan sekretarisnya itu tiba di mansion. "Terima kasih untuk apa? Harusnya Aku yang berterima kasih kepadamu karena kau sudah mau repot-repot menjengukku." Caca menggeleng cepat. Repot apa? Tentu saja tidak. "Lalu apa ini? Kau pulang secepat ini? Kau tidak betah bersamamu?" Hana tidak terima. Dia masih ingin bersama sahabatnya. Pletak! Caca mentoyor Hana, membuat gadis itu mengaduh dan menatap tajam. "Berani kau ya sama nyonya Wijaya?" goda Hana dengan nada bermain. "Berani! Untuk apa aku takut. Aku dan Roy sudah kaya. Jadi aku bisa buka usaha jika tuan Ziko memecatku," jawab Caca dengan penuh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN